Metro

Ini Dia Rencana Bisnis Tahun 2021 PDAM Penajam

PDAM PPU saat temu media terkait rencana bisnis tahun 2021 (foto: kotaku.co.id/hamaruddin)

KOTAKU, PENAJAM-Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka atau PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengklaim berhasil meningkatkan dan mempertahankan kinerja Kategori Sehat oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Di mana sebelumnya Tidak Sehat selama kurang lebih 11 tahun. Hal ini disampaikan Direktur Utama Perumda Air Minum Danum Taka Abdul Rasyid saat temu media di ruang Asisten II Pemerintah Kabupaten PPU, Selasa (9/2/2021).

“Tahun 2019 hasil penilaian BPKP cakupan layanan Perumda Air Minum Danum Taka hanya 21,60 persen dan tahun 2020 cakupan layanan 30,69 persen naik 9,09 persen,” kata Rasyid.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ahmad Usman dan Dewan Pengawas Perumda Air Minum Asdarussalam.

Rasyid melanjutkan, tahun 2021, ia juga menargetkan kecamatan yang terlayani bertambah menjadi 19 desa dan kelurahan dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten PPU. Untuk kekuatan Water Treatment Plant (WTP) Perumda Air Minum Danum Taka tahun 2019 hanya kurang lebih 160 liter per detik, tahun 2020 kekuatan WTP mwnjadi 360 liter per detik, tahun 2021 awal Februari sudah mencapai 360,5 liter per detik dan terdapat 136,5 liter per detik yang Idle Capacity atau tidak termanfaatkan (cadangan).

“Produksi, distribusi atau yang terjual tahun 2020 sebesar 2,799 kubik yang distribusikan 2,651 kubik tetapi yang terjual hanya 1,770 kubik. Tingkat kehilangan air Perumda Air Minum Danum Taka tahun 2019 sekitar 33,33 persen dan tahun 2020 sekitar 33,15 persen,” lanjutnya.

Dikatakan Rasyid pertumbuhan pelanggan tahun 2019 hanya 8,395 pelanggan, tahun 2020 mengalami kenaikan 10,455 pelanggan, angka ini melampaui yang ditargetkan Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud (AGM), dan tahun 2021 ditergetkan kurang lebih 13 ribu pelanggan. Pengembangan jaringan pipa 2019 hanya 1,2 Km, 2020 tumbuh menjadi 9,78 Km dan tahun 2021 ditargetkan sepanjang 35 Km yang bersumber dari dana APBN, Perumda Air Minum Danum Taka, DAK serta APBD.

“Jumlah sambungan rumah (SR) pelanggan yang tersegel tahun 2019 ada 93 pelanggan dengan nilai sekitar Rp124 juta, tahun 2020 sebanyak 161 pelanggan dengan nilai sekitar Rp211 juta. Jumlah tersegel hampir 400 pelanggan tetapi setelah disegel 2-3 hari pelanggan datang, jadi sampai dengan hari ini tersisa 161 pelanggan yang tersegel,” ucapnya.

Sementara itu hinggaa hari ini terdapat 44 pelanggan yang ditutup permanen dengan nilai sekitar Rp201 juta dan masih status piutang dalam arti meski disegel pihak Perumda Air Minum Danum Taka tetap melakukan penagihan. Akumulasi piutang pelanggan tahun 2019 Rp1,654 milliar dan 2020 mengalami kenaikan Rp1,964 millar. Dari sisi SR turun jumlah pelanggan berutang tetapi dari sisi pendapatan mengalami kenaikan pasalnya ada penyesuaian tarif.

“Tahun 2019 belum mencapai Full Cost Recovery (FCR), 2020 sudah mencapai FCR dan 2021 kami menargetkan FCR-PAD. Target 2021 Perumda Air Minum Danum Taka sudah FCR dan bisa memberikan PAD kepada daerah, walaupun dalam peraturan Kemendagri tidak ada keharusan tetapi karena capaian pelayanan 80 persen baru ada kewajiban mencantum PAD tetapi kami cantumkan PAD tergantung kepala deerah jika sudah ada keuntungan,” bebernya.

Akumulasi kerugian Perumda Air Minum Danum Taka selama 17 tahun mencapai Rp17 milliar yang disebabkan harga jual lebih rendah dari biaya produksi sebelum ada penyesuaian tarif. Sejak ada penyesuaian tarif tahun 2020 kinerja Perumda Air Minum Danum Taka berubah di mana dahulu kinerja keuangan Perumda Air Minum Danum Taka selalu negatif maka pada tahun 2020 menjadi kinerja keuangan menjadi positif. Juli 2020, Perumda Air Minum Danum Taka ada penyesuaian tarif maka dari itu kinerja keuangan Perumda Air Minum Danum Taka menjadi positif, tetapi belum bisa menutupi akumulasi kerugian Perumda Air Minum Danum Taka sejak awal berdiri tahun 2005.

“Walaupun akumulasi kerugian cukup tinggi tetapi Perumda Air Minum Danum Taka berhasil membubukan kas atau setara kas lumayan tinggi. Kalau dulu kas atau setara kas selalu defisit, tetapi sejak tahun 2019 kas atau setara kas tumbuh luar biasa besar sebesar Rp1,385 milliar. Dan tahun 2020 kami punya kas atau setara kas Rp3,065 milliar yang didapat dari pendapatan DRD atau dana rekening yang ditagihkan,” pungkasnya. (advertorial/diskominfoPPU)

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top