Metro

TPID PPU Rakor Tingkat Tinggi Cermati Potensi Kenaikan Harga Edisi Ramadan dan Lebaran

HLM Dipimpin Ketua TPID PPU, Bupati H Abdul Gafur Mas’ud dan Kepala KPw BI Balikpapan Sri Darmadi Sudibyo (foto:kotaku.co.id/ist)

KOTAKU, PENAJAM-Jaga stabilitas harga khususnya komoditas pangan edisi Ramadan dan Lebaran 1422 H, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menyelenggarakan rapat koordinasi tingkat tinggi (High Level Meeting), di Balai Kabupaten, Rabu (14/4/2021). Rakor dipimpin Bupati H Abdul Gafur Mas’ud yang juga Ketua TPID PPU dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan Sri Darmadi Sudibyo dan dihadiri Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Muliadi, serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal lainnya yang menjadi anggota TPID Kabupaten PPU.

Dalam paparannya, Kepala KPw BI Balikpapan Sri Darmadi Sudibyo menyampaikan perkembangan ekonomi di Kabupaten PPU hingga akhir tahun 2020 mengalami kontraksi di tengah pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi mendorong lemahnya daya beli. Sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat khususnya di tengah terbatasnya pendapatan, maka stabilitas harga khususnya pangan perlu dijaga.

“Perkembangan harga-harga sejumlah komoditas pangan di PPU antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, telur ayam, cabai merah, dan bawang merah menunjukkan arah peningkatan. Namun demikian, beberapa komoditas lain seperti cabai rawit, bawang putih, daging ayam, dan daging sapi mulai menunjukan arah penurunan harga seiring dengan mulai meningkatnya pasokan,” ucap Sri Darmadi Sudibyo melalui siaran pers yang disampaikan, Kamis (15/4/2021).

Memasuki periode Ramadhan dan Idulfitri, lanjut dia, TPID Kabupaten PPU perlu mencermati adanya risiko yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga, terutama meningkatnya permintaan periode hari besar keagamaan termasuk momen Ramadan dan Lebaran seiring dengan naiknya daya beli masyarakat di tengah upaya pemulihan ekonomi. Risiko lain bersumber dari kondisi cuaca yang belum kondusif dan diperkirakan akan berdampak terhadap produksi pangan khususnya ikan laut, sayuran dan komoditas hortikultura di daerah sentra produksi. Selain itu, risiko lain yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga adalah gangguan pasokan serta distribusi barang yang masuk ke wilayah PPU dan risiko distribusi elpiji yang kurang lancar.

​Mempertimbangkan risiko dan tantangan terhadap stabilitas harga ke depan, perlu ditempuh strategi 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang efektif. Antara lain melakukan pemantauan harga dan stok secara rutin, meningkatkan program urban farming khususnya komoditas hortikultura sebagai sumber pangan rumaha tangga, mendorong produksi pertanian pangan di Kabupaten PPU, menjaga kelancaran distribusi komoditas pangan khususnya yang berasal dari luar PPU, melakukan sidak pasar untuk menjamin ketersediaan pasokan dan kewajaran harga, serta memberikan edukasi belanja bijak dan tidak melakukan belanja berlebihan (panic buying) kepada masyarakat.

Print Friendly, PDF & Email

Pages: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top