Metro

Proyek SPA Sampah Bakal Pindah ke Waru, Warga Tunggu Hasil Konsultasi Publik

Lurah Waru Zulfahmi Ahmad Sahbraniti (kiri) saat sosialisasi SPA di Kelurahan Waru dihadiri Ketua DPRD PPU Syahrudin M Noor (tengah) (kotaku.co.id/ist)

KOTAKU, PENAJAM-Rencana proyek pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah bakal dialihkan ke Waru. Awalnya, SPA Sampah direncanakan dibangun di Sesulu.

Namun tidak ada kesepakatan dengan warga sehingga proyek stagnan sejak tahun 2020.

Rencana pemindahan lokasi SPA ini disampaikan Lurah Waru Zulfahmi Ahmad Sahbraniti.

Dia mengatakan, telah memfasilitasi pertemuan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU) dengan warga Waru yang dilaksanakan, Selasa (2/5/2023).

Kegiatan itu sekaligus menjadi momen sosialisasi terkait proses pembangunan SPA di Waru.

“Hasil rapat langsung ditindaklanjuti oleh para (ketua) RT. Kami langsung meninjau lokasi. Rencana lokasinya itu ada di RT 03 dan RT 28,” ujar Zulfahmi, ditemui di kantornya, Kamis (4/5/2023).

Kendati demikian, Zulfahmi belum bisa memastikan usulan pemindahan lokasi SPA Sampah itu langsung disetujui warga.

“Setuju atau tidaknya (warga), kami kembalikan lagi kepada konsultasi publik,” katanya.

Ia mengatakan, para ketua RT membutuhkan kepastian terkait hal-hal konkret, seperti mekanisme ganti rugi lahan yang akan digunakan serta hal teknis lainnya.

“Sehingga nanti saat dilaksanakan kajian, appraisal dan langsung juga dibahas dengan konsultasi publik. Lihat nanti hasilnya,” ungkapnya.

Zulfahmi berharap program penanganan sampah yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU ini dapat terealisasi dalam waktu dekat.

“Makanya saya tegaskan dalam forum kemarin, bahwa secara pribadi dan pemerintahan, kami tidak ada kepentingan dari tujuan program itu. Hanya murni mengharapkan manfaatnya saja dalam penanganan sampah,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, Waru merupakan salah satu daerah yang dianggap berhasil dalam upaya penanganan sampah. Beberapa program preventif juga telah dilaksanakan kelurahan.

Antara lain dengan melakukan pemungutan sampah melibatkan 30 RT secara massal. Sampah yang berserakan di pinggir jalan dipungut warga Waru, mulai dari ujung Jembatan Tunan sampai Jembatan Sesulu.

Kemudian, Waru juga telah mendirikan tiga bank sampah. Satu di antaranya mendapat predikat juara dua bank sampah terbaik di PPU, tahun 2022 lalu.

Atas prestasinya, Zulfahmi mendapat predikat sebagai lurah pembina bank sampah PPU dari Bupati Hamdam, selama dua tahun berturut-turut.

“Inilah sebabnya saya terpanggil untuk membantu menyelesaikan masalah SPA dan persoalan persampahan pada umumnya,” ungkapnya.

Terkait itu, Ketua DPRD PPU Syahrudin M Noor merespons positif upaya melanjutkan proyek SPA Sampah.

“Sebenarnya belum (pasti dipindahkan ke Waru, Red) juga. Artinya setelah pemberitaan yang pertama itu kan katanya warga (Sesulu) tidak menolak, hanya kurang sosialisasi.

Kalau memang itu kondisinya ya disosialisasikan saja lagi. Suruh perangkat desa yang sosialisasikan,” kata Syahrudin, Kamis (4/5/2023).

Namun Syahrudin menyebut tidak ada masalah jika warga Sesulu bersikeras dengan sikapnya. Maka, kata Syahrudin sebaiknya proyek tersebut dipindahkan ke lokasi lain.

“Sebenarnya (SPA) sangat besar manfaatnya. Nilai ekonominya juga ada. Kan ada sampah pilahan yang bisa diolah, ada sampah kering. Hanya sisa-sisanya saja yang dibuang,” katanya.

Menurutnya, masyarakat Sesulu belum memahami potensi ekonomi dari daur ulang sampah yang ternyata bisa menghasilkan cuan.

“Kalau penilaiannya hanya dari satu sisi saja, misalnya bau, ya tidak ada masalah juga. Tinggal dipindahkan (lokasi SPA),” ujarnya.

Ia berharap proyek SPA dapat direalisasikan tahun ini.

“Karena tidak mungkin lagi kami membiayai itu tahun berikutnya. Kalau ini memang tidak bisa tereksekusi anggarannya, saya mengganggap pemerintah gagal melaksanakan programnya,” pungkasnya. (*)

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top