
Dukungan tersebut di antaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi dan utamanya pemahaman secara baik, serta kepedulian masing-masing individu maupun masyarakat untuk mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting.
Pandemi Covid-19 yang terjadi hingga saat ini kata AGM, telah dirasakan dampaknya, terutama bidang kesehatan dan gizi masyarakat. Kondisi ini dapat dilihat dari layanan Posyandu balita maupun ibu hamil yang mengalami penurunan, baik karena penghentian penyelenggaraan Posyandu maupun faktor ketakutan masyarakat untuk mengunjungi Posyandu dan fasilitas kesehatan ibu dan balita.
Dampak tersebut tentunya berpotensi dalam meningkatkan kasus stunting dan berpotensi mengancam target menurunkan angka stunting baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Di sisi lain, gizi tetap menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan. Pemerintah daerah tetap memiliki kewajiban untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat.
“Saya minta kepada seluruh perangkat daerah bersama stakeholder terutama dalam melakukan inovasi dalam kondisi pandemi, agar upaya pemenuhan gizi masyarakat, utamanya bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita, bisa tetap terpenuhi dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan, “pinta dia. (humas6/diskominfoppu).
