Metro

SPA Sampah Bakal Jadi Pilot Project DLH, Minim Ampas dan Berdayakan Warga

Mahfud

KOTAKU, PENAJAM-Rencana pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah yang bakal dibangun di Kecamatan Waru, dipastikan menjadi Pilot Project atau proyek percontohan yang minim ampas.

Kepala Bidang Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (SLB3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU) Mahfud mengatakan, fasilitas pengolahan sampah itu akan dibangun secara modern di atas lahan minimal 500 meter persegi sampai 1 hektare.

“Kami buat gedung, bangunannya tertutup. Di dalamnya nanti ada pos sekuriti, ada tempat pembuangan sampahnya, ada konveyor,” ujar Mahfud, ditemui di Kantor DLH di kawasan Islamic Center PPU, Rabu (10/5/2023).

Ia menjelaskan, petugas kebersihan akan memilah sampah-sampah yang bergerak melalui konveyor. Misalnya sampah plastik akan dipisah dengan sampah karton dan lainnya. Termasuk memilah sampah organik.

“Sisanya nanti tinggal residu (ampas atau sisa) saja, seperti sampah kresek (kantong plastik, Red) atau popok dan pembalut karena tidak bisa diolah lagi.

Itu yang akan dihancurkan, baru dipress (diberi tekanan, Red) dengan alat hidraulik kemudian diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir, Red),” urainya.

Mahfud memastikan proses pemilahan sampah di SPA akan berlangsung singkat. Yakni tidak boleh ada sampah yang lewat dari 24 jam di lokasi SPA.

“Jadi sebenarnya SPA tidak menyimpan residu. Sampahnya hanya transit. Air lindih (limbah cair) ada tempat tampungannya. Nanti kami sedot dan dibuang,” katanya.

Selain itu, Mahfud menyebut kehadiran SPA Sampah berpotensi menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar, sebab akan memberdayakan warga dan membuka lapangan pekerjaan baru.

Ia mencontohkan, kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah-sampah di pemukiman sekitar SPA Sampah, bisa melibatkan warga sebagai operatornya.

Sebelumnya, para stakeholder di antaranya DLH, DPRD PPU, konsultan proyek SPA, perangkat desa, dan warga RT 3 dan RT 28, telah membahas pemindahan lokasi SPA dari Kelurahan Sesulu menuju Kelurahan Waru, Senin (28/4/2023) lalu.

Mahfud menerangkan, konsultan akan memformulasikan pemilihan lokasi pembangunan SPA di Waru.

Diperkirakan butuh tiga pekan untuk menyelesaikan proses tersebut.

“Harapan kami SPA menjadi Pilot Project. Mungkin kalau orang baru mendengar istilah itu, ada penolakan karena sampah identik dengan bau. Tapi kami sosialisasikan bahwa proyek ini bukan seperti yang biasanya.

Kalau ini sudah jelas, tahun ini kami akan selesaikan DED (Detail Engineering Design, Red). Kalau bisa, tahun depan ada penganggaran untuk fisiknya,” pungkasnya.

Adapun DED merupakan perencanaan yang lebih rinci dan lengkap dalam bentuk gambar beserta spesifikasinya yang siap dilaksanakan di lapangan dan hasilnya bisa dijadikan dokumen lelang. (*)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top