Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Bukit Subur Asep meyakini, tanaman porang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. “Apalagi porang tidak harus membunuh tanaman induk tapi bisa juga dijadikan tumpang sari dengan tanaman yang sudah ada karena memang masyarakat Bukit Subur mayoritas bertani dan berkebun,” ulasnya. Ia juga menaruh harap, Desa Bukit Subur menjadi pelopor tanaman porang di PPU. Dengan kata lain, Desa Bukit Subur menjadi sentra dan percontohan porang di PPU.
Wakil Bupati PPU H Hamdam yang berkesempatan hadir mengaku optimis, porang dapat memberi manfaat perekonomian yang cukup besar bagi petani di PPU. “Harapannya pertemuan seperti ini rutin digelar karena dapat memberikan pembelajaran bagi petani pemula yang punya keinginan budidaya porang dan kegiatan ini dapat mendorong percepatan pengembangan porang di PPU,” pukaunya.
Hamdam juga berkeinginan, petani milenial menjadi penggerak budidaya porang karena dalam pengembangannya tanaman tersebut tidak memerlukan tenaga ekstra dan mudah tumbuh. “Alhamdulillah dari kegiatan ini, cukup banyak para milenial yang hadir,” ucapnya.
Menandai pengembangan porang di PPU, Wakil Bupati, pengurus Komunitas Porang Borneo dan instansi terkait yang berkesempatan hadir melakukan penanaman bibit secara simbolis. (*)
